Rabu, 30 Juni 2010

Minat Belajar Siswa

Minat Belajar Siswa
Posted by Zanikhan on Nov 25, '08 2:52 AM for everyone
Tinjauan Tentang Minat Belajar Siswa
1.Pengertian Minat Belajar siswa
Minat belajar terdiri dari dua kata yakni
minat dan belajar, dua kata ini beda arti, untuk itu penulis akan
mendefinisikan satu persatu, sebagai berikut :
a.Minat menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah
kecenderungan hati yang tinggi terhadap suatu gairah keinginan.
b.Minat menurut Mahfudz Shalahuddin adalah perhatian
yang mengandung unsur-unsur perasaan.
c.Minat menurut Crow dan Crow, minat atau interest
bisa berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita cenderung atau merasa
tertarik pada orang, benda dan kegiatan.
d.Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang
akan diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang.
e.Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa
keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Berdasarkan Definisi-definisi di atas,
bisa disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan jiwa yang relative menetap
kepada diri seseorang dan biasanya disertai dengan perasaan senang. Menurut
Berhard "minat" timbul atau muncul tidaksecara tiba-tiba, melainkan
timbul akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau
bekerja, dengan kata lain, minat dapat menjadi penyebab kegiatan dan penyebab
partisipasi dalam kegiatan. Sedangkan pengertian belajar adalah sebagai berikut
:
a.Belajar menurut Ernest R Hicgard adalah proses
pembuatan yang dengan sengaja bisa menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda
dari perubahanyang ditumbulkan sebelumnya.
b.Menurut Gagne, belajar merupakan perubahan yang
diperlihatkan dalam bentuk tingkah laku, yang keadaannya berbeda dari sebelum
individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang sempurna
itu.
c.Menurut para ahli psikologi, belajarmerupakan
suatu proses perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidup.
d.Menurut Sardiman, belajar merupakan usaha
penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju
terbentuknya kepribadian seutuhnya.
Dari definisi-definisi di atas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa belajar itu menimbulkan suatu perubahan tingkah laku
yang relatif tetap dan perubahan itu dilakukan lewat kegiatan, atau usaha yang
disengaja.
Jadi, yang dimaksud dari minat belajar
adalah aspek psikologi seseorang yang menampakkan diri dalam beberapa gejala,
seperti : gairah, keinginan, perasaan suka untuk melakukan proses perubahan
tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang meliputi mencari pengetahuan dan
pengalaman, dengan kata lain, minat belajar itu adalah perhatian, rasa suka,
ketertarikan seseorang (siswa) terhadap belajar yang ditunjukkan melalui
keantusiasan, partisipasi dan keaktifan dalam belajar.
Agama Islam pun sangat memperhatikan
masalah pendidikan (khususnya belajar) untuk mencari dan menuntut ilmu
pengetahuan, karena dengan ilmu pengetahuan manusia bisa berkarya dan
berprestasi serta dengan ilmu dan dengan belajar manusia dapat pandai, mengerti
tentang hal-hal yang ia pelajari, dan dengan ilmu itupun manusia ibadahnya
menjadi sempurna, begitu pentingnya ilmu Rasulullah SAW. mewajibkan umatnya
untuk menuntut ilmu, baik laki-laki maupun perempuan. Sabda Rasulullah SAW.
dalam haditsnya :
ا طلب العلم
ولو بالصين فان طلب العلم فريضة على كل مسلم ان الملا ءكة تضع اجتحتها
ا لطا لب العلم
رضا بما يطلب (رواه ابن عبد البار)
Artinya :
Tuntutlah ilmu walaupun dinegeri cina, karena sesungguhnya menuntut ilmu
itu wajib bagi setiap muslim (laki-laki atau perempuan), sesungguhnya para
malaikat meletakkan sayap-sayap mereka kepada para penuntut ilmu karena senang
(rela) dengan yang ia tuntut. (H.R. Ibnu Abdil bar).
Minat ini besar pengaruhnya terhadap
belajar, karena minat siswa merupakan faktor utama yang menentukan derajat
keaktifan siswa, bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat
siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, sebab tidak ada daya
tarik baginya. Oleh karena itu, untuk mengatasi siswa yang kurang berminat
dalam belajar, guru hendaknya berusaha bagaimana menciptakan kondisi tertentu
agar siswa itu selalu butuh dan ingin terus belajar. Dalam artian menciptakan
siswa yang mempunyai minat belajar yang besar, mungkin dengan cara menjelaskan
hal-hal yang menarik, salah satunya adalah mengembangkan variasi dalam gaya
mengajar. Dengan variasi ini siswa bisa merasa senang dan memperoleh kepuasan
terhadap belajar.
Minat mengandung unsur-unsur kognisi
(mengenal), emesi (perasaan), dan konasi (kehendak). Oleh sebab itu, minat
dapat dianggap sebagai respon yang sadar, sebab kalau tidak demikian, minat
tidak akan mempunyai arti apa-apa.
Unsur kognisi maksudnya adalah minat itu
didahului oleh pengetahuan dan informasi mengenai obyek yang dituju oleh minat
tersebut unsur emosi, karena dalam partisipasi atau pengalaman itu disertai
oleh perasaan tertentu, seperti rasa senang, sedangkan unsur konasi merupakan
kelanjutan dari unsur kognisi.
Dari kedua unsur tersebut yaitu yang
diwujudkan dalam bentuk kemauan dan hasrat untuk melakukan suatu kegiatan,
termasuk kegiatan yang ada di sekolah seperti belajar.
Jadi minat sangat erat hubungannya dengan
belajar, belajar tanpa minat akan terasa menjemukan, dalam kenyataannya tidak
semua belajar siswa didorong oleh faktor minatnya sendiri, ada yang
mengembangkan minatnya terhadap materi pelajaran dikarenakan pengaruh dari
gurunya, temannya, orang tuanya. Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban dan
tanggung jawab sekolah untuk menyediakan situasi dan kondisi yang bisa
merangsang minat siswa terhadap belajar.
Membangkitkan minat belajar siswa itu juga
merupakan tugas guru yang mana guru harus benar-benar bisa menguasai semua
keterampilan yang menyangkut pengajaran, terutama keterampilan dalam
bervariasi, keterampilan ini sangat mempengaruhi minat belajar siswa seperti
halnya bervariasi dalam gaya mengajar, jika seorang guru tidak menggunakan
variasi tersebut, siswa akan cepat bosan dan jenuh terhadap materi pelajaran.
Untuk mengatasi hal-hal tersebut guru hendaklah menggunakan variasi dalam gaya
mengajar, agar semangat dan minat siswa dalam belajar meningkat, jika sudah
begitu, hasil belajarpun sangat memuaskan. Dan tujuan pembelajaran pun akan
tercapai dengan maksimal.
2.Asal-Usul Minat Belajar Siswa
Minat tidak dibawa sejak lahir, minat
merupakan hasil dari pengalaman belajar. Jenis pelajaran yang melahirkan minat
itu akan menentukan seberapa lama minat bertahan dan kepuasan yang diperoleh
dari minat.
Minat timbul tidak secara tiba-tiba,
melainkan timbul akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu
belajar itu menurut Bernard. Kalau menurut Ngalim Purwanto minat itu timbul
dengan menyatakan diri dalam kecenderungan umum untuk menyelidiki dan
menggunakan lingkungan dari pengalaman, anak bisa berkembang kearah berminat
atau tidak berminat kepada sesuatu.
Untuk itu ada dua hal yang menyangkut minat yang
perlu diperhatikan yakni :
a.Minat pembawaan, minat muncul dengan tidak
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, baik itu kebutuhan maupun lingkungan.
Minat semacam ini biasanya muncul berdasarkan bakat yang ada.
b.Minat muncul karena adanya pengaruh dari luar,
maka minat seseorang bisa saja berubah karena adanya pengaruh dari luar,
seperti : lingkungan, orang tuanya, dan bisa saja gurunya.
Dari dua hal di atas, yang nomor dua
inilah yang dipermasalahkan atau sedang diperbincangkan dalam skripsi ini,
minat yang timbul karena adanya pengaruh dari guru yang menggunakan variasi
gaya mengajar.
Ada beberapa indikator-indikator minat
belajar siswa sebagai berikut :
1)Pengalaman belajar
Pengalaman yang dimiliki oleh siswa dalam mata
pelajaran tersebut baik seperti prestasi belajar.
2)Mempunyai sikap emosional yang tinggi
Seorang anak yang berminat dalam belajar mempunyai
sikap emosional yang tinggi misalnya siswa tersebut aktif mengikuti pelajaran,
selalu mengerjakan pekerjaan rumah dengan baik.
3)Pokok pembicaraan
Apa yang dibicarakan (didiskusikan) anak dengan
orang dewasa atau teman sebaya, dapat memberi petunjuk mengenai minat mereka
dan seberapa kuatnya minat tersebut. Jadi, artinya dalam berdiskusi anak
tersebut akan antusias semangat dan berprestasi.
4)Buku bacaan (buku yang dibaca)
Biasanya siswa atau anak jika diberi kebebasan
untuk memilih buku bacaan tertentu siswa itu akan memilih buku bacaan yang
menarik dan sesuai dengan bakat dan minatnya.
5)Pertanyaan
Bila pada saat proses belajar mengajar berlangsung
siswa selalu aktif dalam bertanya dan pertanyaan tersebut sesuai dengan materi
yang diajarkan itu bertanda bahwa siswa tersebut memiliki minat yang besar
terhadap pelajaran tersebut.
Dengan adanya indikator-indikator di atas,
seorang guru bisa mengetahui, apakah siswa yang diajarnya itu berminat untuk
mempelajari suatu pelajarannya dalam artian belajar atau tidak berminat untuk
belajar, jika siswa tidak berminat maka gurunya hendaknya memberi motivasi atau
membangkitkan minat siswa tersebut, diantaranya dengan menggunakan variasi gaya
mengajar.
3.Peranan Dan Fungsi Minat
Pada setiap minat manusia, minat memegang
peranan penting dalam kehidupannya dan mempunyai dampak yang besar atas prilaku
dan sikap, minat menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar, anak yang
berminat terhadap sesuatu kegiatan baik itu bekerja maupun belajar, akan
berusaha sekuat tenaga untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
William Amstrong menyatakan bahwa
kosentrasi tidak ada bila bila ada minat yang memadai, seseorang tidak akan
melakukan kegiatan jika tidak ada minat, Lester dan Alice Crow juga menekankan
beberapa pentingnya minat untuk mencapai sukses dalam hidup sesorang.
Suatu minat dalam belajar merupakan suatu
kejiwaan yang menyertai siswa dikelas dan menemani siswa dalam belajar. Minat
mempunyai fungsi sebagai pendorong yang kuat dalam mencapai prestasi dan minat
juga dapat menambah kegembiraan pada setiap yang ditekuni oleh seseorang.
Peranan minat dalam proses belajar
mengajar adalah untuk pemusatan pemikiran dan juga untuk menimbulkan
kegembiraan dalam usaha belajar seperti adanya kegairahan hati dapat
memperbesar daya kemampuan belajar dan juga membantunya tidak melupakan apa
yang dipelajarinya, jadi belajar dengan penuh dengan gairah, minat, dapat
membuat rasa kepuasan dan kesenangan tersendiri.
Ada beberapa peranan minat dalam belajar antara
lain :
a.Menciptakan, menimbulkan kosentrasi atau perhatian
dalam belajar
b.Menimbulkan kegembiraan atau perasaan senang dalam
belajar
c.Memperkuat ingat siswa tentang pelajaran yang
telah diberikan guru
d.Melahirkan sikap belajar yang positif dan
kontruktif
e.Memperkecil kebosanan siswa terhadap studi /
pelajaran
4.Faktor-Faktor Mempengaruhi Minat Belajar
Berhasil atau tidak seseorang dalam
belajar disebabkan beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil
belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi banyak jenisnya, tetapi digolongkan
menjadi dua golongan, yaitu faktor intern, dan faktor ekstern, faktor intern
adalah faktor yang ada dalam individu seperti faktor, kesehatan, bakat
perhatian, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada diluar individu
(dirinya) seperti Keluarga, sekolah, masyarakat.
Dibawah ini akan dikemukakan faktor-faktor
yang mempengaruhi minat belajar tersebut.
a.Faktor-faktor Intern :
1)Faktor Biologis
a)Faktor Kesehatan
Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar
pengaruhnya terhadap kemampuan belajar, bila seseorang kesehatannya terganggu
misalkan sakit pilek, demam, pusing, batuk dan sebagainya, dapat mengakibatkan
cepat lelah, tidak bergairah, dan tidak bersemangat untuk belajar.
Demikian halnya jika kesehatan rohani
(Jiwa) seseorang kuarang baik, misalnya mengalami perasaan kecewa karena putus
cinta atau sebab lainnya, ini bisa mengganggu atau mengurangi semangat belajar.
Oleh karena itu, pemeliharaan kesehatan sangat penting bagi setiap orang, baik
fisik maupun mental, agar badan tetap kuat, pikiran selalu segar dan
bersemangat dalam melaksanakan kegiatan belajar.
b)Cacat Tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang
menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh. Cacat tubuh
seperti buta, tuli, patah kaki, lumpuh dan sebagainya bias mempengaruhi
belajar, siswa yang cacat belajarnya juga terganggu. Sebenarnya jika hal ini
terjadi hendaknya anak atau siswa tersebut dilembagakan pendidikan khusus
supaya dapat menghindari atau mengurangi kecacatannya itu.
c)Faktor Psikologis
Ada banyak faktor psikologis, tapi disini
penulis mengambil beberapa saja yang ada relevansinya dengan pembahasan skripsi
ini, faktor-faktor tersebut adalah :
(1)Perhatian
Untuk mencapai hasil belajar yang baik,
maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika
bahan atau materi pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka minat
belajarpun rendah, jika begitu akan timbul kebosanan, siswa tidak bergairah
belajar, dan bias jadi siswa tidak lagi suka belajar.
Agar siswa berminat dalam belajar,
usahakanlah bahan atau materi pelajaran selalu menarik perhatian, salah satunya
usaha tersebut adalah dengan menggunakan variasi gaya mengajar yang sesuai dan
tepat dengan materi pelajaran.
(2)Kesiapan
Kesiapan menurut James Drever adalah,
Prepanednesto Respond or Reach. Kesiapan adalah kesediaan untuk memberikan
response atau bereaksi kesediaan itu timbul dalam diri seseorang dan juga
berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk
melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar
mengajar, seperti halnya jika kita mengajar ilmu filsafat kepada anak-anak yang
baru duduk dibangku sekolah menengah, anak tersebut tidak akan mampu memahami
atau menerimanya. Ini disebabkan pertumbuhan mentalnya belum matang untuk
menerima pelajaran tersebut.
Jadi menganjurkan sesuatu itu berhasil
jika tarif pertumbuhan pribadi telah memungkinkannya, potensi-potensi jasmani
atai rohaninya telah matang untuk menerima karena jika siswa atau anak yang
belajar itu sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya itupun akan lebih baik
dari pada anak yang belum ada kesiapan.
(3)Bakat atau Intelegensi
Bakat adalah kemampuan untuk belajar.
Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah
belajar, misalkan orang berbakat menyanyi, suara, nada lagunya terdengar lebih
merdu disbanding dengan orang yang tidak berbakat menyanyi.
Bakat bias mempengaruhi belajar, jika
bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakat, maka siswa akan
berminat terhadap pelajaran tersebut, begitu juga intelegensi, orang yang
memiliki intelegensi (IQ) tinggi, umumnya mudah belajar dan hasilnyapun
cenderung baik, sebaliknya jika seseorang yang “IQ” nya rendah akan mengalami
kesukaran dalam belajar.
Jadi kedua aspek kejiwaan ini besar sekali
pengaruhnya terhadap minat belajar dan keberhasilan belajar. Bila seseorang
memiliki intelegensi tinggi dan bakatnya ada dalam bidang yang dipelajari, maka
proses belajarnya akan lancar dan sukses disbanding dengan orang yang memiliki
“IQ” rendah dan berbakat, kedua aspek tersebut hendaknya seimbang, agar
tercapai tujuan yang hendak dicapai.
b.Faktor-faktor eksternal :
Faktor eksternal yang mempengaruhi minat
belajar siswa adalah faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.
Uraian berikut akan membahas ketiga faktor tersebut.
1)Faktor Keluarga
Minat belajar siswa bias dipengaruhi oleh
keluarga seperti cara orang tua mendidik, suasana rumah dan keadaan ekonomi
keluarga. Akan diuraikan sebagai berikut :
(a)Cara orang tua mendidik
Cara orang tua mendidik anaknya sangat
besar pengaruhnya terhadap belajar anak. Hal ini dipertegas oleh Sutjipto
Wirowidjojo yang menyatakan bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan yang
pertama dan utama. Jika orang tua tidak memperhatikan pendidikan anaknya (acuh
tak acuh terhadap belajar anaknya) seperti tidak mengatur waktu belajar, tidak
melengkapi alat belajarnya dan tidak memperhatikan apakah anaknya belajar atau
tidak, semua ini berpengaruh pada semangat belajar anaknya, bias jadi anaknya
tersebut malas dan tidak bersemangat belajar. Hasil yang didapatkannya pun
tidak memuaskan bahkan mungkin gagal dalam studinya.
Mendidik anak tidak baik jika terlalu
dimanjakan dan juga tidak baik jika mendidik terlalu keras. Untuk itu, perlu
adanya bimbingan dan penyuluhan yang tentunya melibatkan orang tua, yang sangat
berperan penting akan keberhasilan bimbingan tersebut.
(b)Suasana rumah
Suasana rumah dimaksudkan adalah situasi
atau kejadian-kejadian yang sering terjadi didalam keluarga, dimana anak berada
dan belajar. Suasana rumah yang gaduh, ramai dan semrawut tidak memberi
ketenangan kepada anaknya yang belajar. Biasanya ini terjadi pada keluarga yang
besar dan terlalu banyak penghuninya, suasana rumah yang tegang, ribut, sering
cekcok, bias menyebabkan anak bosan di rumah, dan sulit berkonsentrasi dalam
belajarnya. Dan akibatnya anak tidak semangat dan bosan belajar, karena
terganggu oleh hal-hal tersebut.
Untuk memberikan motivasi yang mendalam
pada anak-anak perlu diciptakan suasana rumah yang tenang, tentram dan penuh
kasih saying supaya anak tersebut betah dirumah dan bias berkonsentrasi dalam
belajarnya.
(c)Keadaan Ekonomi Keluarga
Dalam kegiatan belajar, seorang anak
akadang-kadang memerlukan sarana prasarana atau fasilitas-fasilitas belajar
seperti buku, alat-alat tulis dan sebagainya. Fasilitas ini hanya dapat
terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang, jika fasilitas tersebut tidak
dapat dijangkau oleh keluarga. Ini bias menjadi faktor penghambat dalam belajar
tapi sianak hendaknya diberi pengertian tentang hal itu. Agar anak bias
mengerti dan tidak sampai mengganggu belajarnya. Tapi jika memungkinkan untuk
mencukupi fasilitas tersebut, maka penuhilah fasilitas tersebut, agar anak
bersemangat senang belajar.

2)Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi minat
belajar siswa mencakup metode mengajar, kurikulum, pekerjaan rumah.
(a)Metode mengajar
Metode mengajar adalah suatu cara yang
harus dilalui dalam mengajar, metode mengajar ini mempengaruhi minat belajar
siswa. Jika metode mengajar guru kurang baik dalam artian guru kurang menguasai
materi-materi kurang persiapan, guru tidak menggunakan variasi dalam
menyampaikan pelajaran alias monoton, semua ini bias berpengaruh tidak baik
bagi semangat belajar siswa. Siswa bisa malas belajar, bosan, mengantuk dan
akibatnya siswa tidak berhasil dalam menguasai materi pelajaran.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan minat
belajar siswa guru hendaknya menggunakan metode mengajar yang tepat, efesien
dan efektif yakni dengan dilakukannya keterampilan variasi dalam menyampaikan
materi.
(b)Kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah
kegiatan yang diberikan kepada siswa kegiatan itu sebagian besar adalah
menyajikan bahan pelajaran. Bahan pelajaran yang seharusnya disajikan itu
sesuai dengan kebutuhan bakat dan cita-cita siswa juga masyarakat setempat.
Jadi kurikulum bisa dianggap tidak baik jika kurikulum tersebut terlalu padat,
di atas kemampuan siswa, tidak sesuai dengan bakat, minat dan perhatian siswa.
Perlu diingat bahwa system intruksional
sekarang menghendaki proses belajar mengajar yang mementingkan kebutuhan siswa.
Guru perlu memahami siswa dengan baik, agar dapat melayani siswa dan memberi
semangat belajar siswa, agar dapat melayani siswa dan memberi semangat belajar
siswa. Adanya kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan-kebutuhan siswa, akan
meningkatkan semangat, dan minat belajar siswa, sehingga siswa mendapatkan
hasil belajar yang memuaskan.
(c)Pekerjaan rumah
Pekerjaan rumah yang terlalu banyak
dibebankan oleh guru kepada murid untuk dikerjakan di rumah. Merupakan momok
penghambat dalam kegiatan belajar, karena membuat siswa cepat bosan adalah belajar
siswa tidak memiliki kesempatan untuk mengerjakan kegiatan yang lain. Untuk
menghindari kebosanan tersebut guru janganlah terlalu banyak memberi tugas
rumah (PR), berilah kesempatan siswa unuk melakukan kegiatan yang lain, agar
siswa tidak merasa bosan dan lelah dengan belajar.

c.Faktor masyarakat
Masyarakat juga berpengaruh terhadap minat
belajar siswa, berikut ini penulis membahas beberapa faktor masyarakat yang
bisa mempengaruhi minat belajar siswa, yakni :
1)Kegiatan dalam masyarakat
Disamping belajar, anak juga mempunyai
kegiatan-kegiatan lain diluar sekolah, misalnya karang taruna, menari, olah
raga dan lain sebagainya. Bila kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan dengan
berlebih-lebihan, bisa menurunkan semangat belajar siswa, karena anak sudah terlanjur
senang dalam organisasi atau kegiatan dimasyarakat, dan perlu diingatkan tidak
semua kegiatan dimasyarakat berdampak baik bagi anak.
Maka dari itu, orang tua perlu
memperhatikan kegiatan anak-anaknya, supaya jangan atau tidak hanyut dalam
kegiatan-kegiatan yang tidak menunjang belajar anak. Jadi orang tua hendaknya
membatasi kegiatan siswa dalam masyarakat agar tidak mengganggu belajarnya, dan
orang tua juga mengikut sertakan siswa pada kegiatan yang mendukung semangat
belajarnya seperti kursus bahasa Inggris, dan komputer.
2)Teman bergaul
Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa
lebih cepat masuk dalam jiwa anak jika teman bergaulnya baik akan berpengaruh
baik terhadap diri siswa, begitu juga sebaliknya. Jika teman bergaulnya jelek
pasti mempengaruhi sifat yang jelek pada diri siswa. Seyogyanya orang tua
memperhatikan pergaulan anak-anaknya, jangan sampai anaknya berteman dengan
anak yang memiliki tingkah laku yang tidak diharapkan, usahakan agar siswa
memiliki teman bergaul yang baik yang bisa memberikan semangat belajar yang
baik. Tugas orang tua hanya mengontrol dari belakang jangan terlalu dan jangan
terlalu dibebaskan yang bijaksana saja, agar siswa tidak terganggu dan
terhambat belajarnya.
Masih banyak pengaruh-pengaruh eksternal
minat belajar siswa lingkungan sekitar juga bisa mempengaruhi, untuk itu
usahakan lingkungan disekitar kita itu baik, agar dapat memberi pengaruh yang
positif terhadap siswa/anak, sehingga anak terdorong atau bersemangat belajar.
5.Aspe-Aspek Yang Meningkatkan Dan Menumbuhkan Minat
Belajar
Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada
dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana pengetahuan atau kecakapan
tertentu mempengaruhi dirinya, memuaskan dan melayani kebutuhan-kebutuhannya,
begitu juga dengan siswa, jika siswa sudah sadar bahwa belajar merupakan alat
untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggap penting, maka belajarnya akan
membawa kemajuan pada dirinya dan otomotis dia bersemangat dalam mempelajari
hal tersebut.
Pada kenyataannya tidak semua siswa sadar
akan hal itu, dan tidak semua siswa memiliki minat intrinsic yang sama, dengan
ketidaksamaan minat tersebut guru hendaknya mengetahui seberapa besar minat
siswa tersebut terhadap pelajaran. Jika siswa kurang berminat dan menumbuhkan
minat belajar siswa, dan tidak menutup kemungkinan faktor-faktor lain yang
mendukung minat belajar siswa.
Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa
cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat pada suatu subyek yang baru
adalah dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada, misalkan siswa
menaruh minat terhadap lingkungan (pencemaran) disini pengajar dapat menarik
perhatian (minat) siswa dengan bercerita tentang lingkungan sekitar atau
bencana alam yang melanda negeri kita, dan bisa juga memperlihatkan tayangan
televisi yang berhubungan dengan lingkungan (pencemaran).
Tanner an tanner (1975) juga menyarankan
agar para pengajar berusaha membentuk minat-minat baru pada siswa. Hal ini bisa
dicapai melalui jalan memberi informasi pada siswa bahan pelajaran yang akan
disampaikan dengan dihubungkan bahan pelajaran yang lalu, kemudian diuraikan
kegunaannya dimasa yang akan dating. Roijakters (1980) berpendapat bahwa hal
ini bisa dicapai dengan cara menghubungkan bahan pelajaran dengan berita-berita
yang sensional, yang sudah diketahui siswa.
Bila usaha-usaha di atas tidak berhasil,
bisa menggunakan cara insentif, yaitu alat yang dipakai untuk membujuk
seseorang agar mau melakukan sesuatu yang awalnya tidak mau ia lakukan seperti
memberi hadiah pada siswa yang belajar dengan baik, memberi hukuman pada siswa
yang malas belajar, sehingga hasilnya (prestasinya) buruk, dalam memberikan
hukuman jangan terlalu berlebihan (berat), karena bisa menghambat belajar
mereka, berilah hukuman yang sewajarnya dan bisa memberi motivasi si anak untuk
giat belajar, siswa adalah :
a.Membangkitkan minat-minat siswa yang telah ada
b.Menghubungkan dengan pengalaman (pelajaran) yang
lalu
c.Memberikan kesempatan untuk mendapatkan hasil yang
baik atau lebih baik dari yang kemarin
d.Menggunakan berbagai macam variasi gaya mengajar
e.Menggunakan berbagai bentuk mengajar baik itu
metode penyampaian materi maupun keterampilan-keterampilan yang lain sehingga
siswa bersemangat dan berminat untuk mempelajarinya.
Menurut Mahfudz Shalahuddin dalam bukunya
pengantar psikologi pendidikan, ada empat aspek yang bisa menumbuhkan minat
yaitu :
a.Fungsi/Adanya kebutuhan-kebutuhan
Minat dapat muncul atau digerakkan, jika
ada kebutuhan seperti minat terhadap ekonomi, minat ini dapat muncul karena ada
kebutuhan sandang, pangan dan papan. Kebutuhan bisa dikelompokkan menjadi
empat, ini menurut Sardiman AM, kebutuhan tersebut adalah :

1)Kebutuhan psikologis, seperti lapar, haus
2)Kebutuhan cinta dan kasih dalam suatu golongan,
seperti disekolah, di rumah
3)Kebutuhan keamanan, seperti rasa aman
4)Kebutuhan untuk mewujudkan cita-cita atau
pengembangan bakat
b.Keinginan dan cita-cita
Keinginan dan cita-cita dapat mendorong
munculnya minat terhadap sesuatu, seperti keinginan atau cita-cita menjadi
dokter. Secara otomatis orang tersebut terdorong dan berminat untuk mempelajari
hal-hal yang berkaitan dengan ilmu kedokteran (kesehatan, penyakit-penyakit).
Semakin besar cita-cita atau keinginan,
maka semakin besar/tinggi minat yang muncul dalam diri seseorang.
c.Pengaruh kebudayaan
Kebudayaan terdiri dari dua lingkup, yakni
lingkup mikro (individual) dan lingkup makro (sosial,adat istiadat) kebudayaan
dapat memunculkan minat-minat tertentu seperti tari-tarian, tari remo dari jawa
timur, jaipong dari jawa barat, semua itu akan menarik orang untuk
memperhatikan dan mempelajari kebudayaan jawa barat dan jawa timur.
Begitu juga belajar, minat belajar siswa
dapat timbul karena adanya kebiasaan belajar.

d.Pengalaman
Pengalaman merupakan permulaan dari
kebudayaan seperti pengalaman seorang guru dapat menimbulkan/menumbuhkan minat
guru untuk menekuni bidang-bidang keguruan, dengan adanya pengalaman tersebut
minat seseorang bisa tergerak (bertambah), missal ada seseorang siswa, tahun
lalu menduduki prestasi rendah, maka siswa tersebut berpikiran jangan sampai
itu terulang kembali, sehingga ia lebih meningkatkan belajarnya dari
tercapainya prestasi yang lebih baik dari yang kemarin (tahun lalu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar